Asep Lukman Pakar Konsultan dan Pembicara Digital Marketing

Kisah Inspirasi Murid Yang Membawa Tomat

Inilah kisah inspirasi murid yang membawa tomat dan hikmahnya

Di suatu sekolah SMP banyak sekali anak-anak yang sedang tumbuh dewasa, berlarian kesana kemari dengan riang dan gembiranya di selasar gedung sekolah yang sudah menua, karena sekolah SMP ini adalah sekolah menengah pertama yang di bangun di kota itu pada tahun 70-an.

Namun masih dapat berdiri kokoh, dengan gaya bangunan lama dengan dinding yang tebal putih, namun di bawahnya menggunakan dinding yang menonjolkan batu kali yang menjorok keluar, seperti sebuah mozaik yang indah di sebuah sekolah tua.

Tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan yang sangat memekakkan telinga dari sebuah ruang kelas 3, terlihat beberapa anak yang sedang bermain di jam istirahat itu, mulai bergerombol melihat apa yang sedang terjadi di ruang kelas tersebut, ternyata terlihat beberapa anak cewek yang sedang berteriak-teriak adu mulut dengan temen yang satu lagi.

Tidak jelas apa yang sebenarnya menjadi masalah di antara mereka, karena mereka selalu berteriak teriak, tidak mau kalah suaranya dari lawannya yang sedang ada di hadapannya, sebelum murid cewek pertama menyelesaikan ucapannya, murid yang lain di depannya sudah berbicara dengan lebih lantang lagi, dengan mata yang melotot dan muka yang merah, menahan amarah.

Lalu tiba-tiba datang seorang guru yang melerai mereka, dan meminta murid-murid yang berada di luar yang sedang menonton untuk segera bubar, sang guru mengatakan : “silahkan lanjutkan istirahatnya, dan gunakan sebaik mungkin, karena 10 menit lagi istirahat akan selesai, kalian harus masuk kembali ke dalam kelas”

Ucapan dari Sang Guru laki-laki ini cukup ampuh, sehingga dapat membubarkan anak-anak yang berkerumun, meskipun diantara mereka, masih ada yang berbisik-bisik mencoba menerka-nerka sebenarnya apa yang terjadi. Namun mereka memilih tunduk dan patuh para perintah sang guru pria ini.

Sang guru pria ini membawa kedua gadis yang tadi bertengkar itu, untuk mengikutinya kesebuah ruangan, entah apa yang di bicarakan oleh sang guru itu, dalam waktu 10 menit sebelum waktu jam istirahat selesai, namun terlihat kedua gadis itu kembali keluar dari ruangan tersebut, tidak  ada lagi tanda-tanda diantara mereka masih ada perasaan dendam satu sama lainnya.

Teeeet…teeet…..teeeet….. bel tanda istirahat siang telah usia, dan terlihat banyak sekali murid-murid yang masuk ke dalam kelasnya masing-masing, karena mereka lihat, guru mata pelajaran berikutnya sudah berada di pintu masuk kelas, menyambut para murid yang akan segera melanjutkan pembelajar hari itu.

Disebuah ruang kelas telah rapi para murid duduk di kursi belajarnya masing-masing dan terlihat seorang pria muda, guru yang tadi membubarkan ketegangan di antara dua murid cewek itu masuk, dengan terlebih dahulu mengucapkan salam, sambil melemparkan senyum kepada murid-murid yang duduk rapi.

“Assalamulaiakum, anak-anak…

“Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh.”

“Kita akan lanjutkan pelajaran kita di minggu lalu yaa…”

“Sekarang tolong siapkan bukunya masing-masing dan kita akan mulai diskusi tentang materi pelajaran kita hari ini, dengan cara kita buat dua kelompok, silahkan yang barisan meja satu dan dua, adalah kelompok pertama, dan barisan meja tiga dan empat menjadi kelompok kedua siap semunya…”

Demikian sang guru muda tersebut mengawali pembelajarannya di jam setelah istirahat itu.

Tanpa menunggu lama, sang guru menuliskan topik diskusi hari itu di papan putih whiteboard ada di depan kelas, dan guru muda duduk di kursi yang di bawanya di tengah-tengah dua kelompok yang akan berdiskusi.

Ruangan kelas kembali riuh dengan diskusi antara kedua kubu A dan B dalam menanggapi setiap pembicaraan dari lawan kubunya tersebut. sang guru beberapa kali menenangkan dan menengahi diskusi itu, sehingga diskusi kembali aktif namun tetap dalam suasana yang positif, demi untuk mencari solusi dari permasalahan yang disampaikan sang guru.

Sang guru setelah melihat jam di dinding, yang menunjukan beberapa menit lagi, mata pelajaran yang dibawakannyapun akan selesai, guru tersebut meminta mengakhiri topik diskusi yang tadi dibawakannya, dan meminta seluruh murid untuk saling bersalaman antara satu dan lainnya diantara mereka.

Setelah selesai bersalaman, maka Pak Guru ini berkata, “Saya minta sekarang kalian untuk merenungkan sejenak, duduk dengan relaks di kursinya masing-masing, berapa orang yang selama ini membuat kamu merasa tidak suka kepada orang tersebut, apapun masalahnya sehingga kamu kecewa, marah, benci kepada orang tersebut, silahkan renungkan… “

Pak Gurupun berkata, “Sekarang silahkan tuliskan di bukunya berapa orang yang kamu benci sampai hari ini, tidak perlu mencontek dan ingin tahu siapa orang yang di benci oleh teman di samping kanan atau kirinya, karena pastinya setiap orang berbeda-beda, sekarang silahkan mulai menuliskannya, waktunya hanya 7 menit saja.”

Ternyata ketika Pak Guru berkeliling untuk melihat-lihat catatan para muridnya, ada yang menuliskan orang yang di bencinya, hanya 3 atau hanya 8, atau ada yang sampai 16 orang, malah ada juga yang menuliskan orang yang dibencinya sampai saat itu oleh beberapa muridnya itu ada yang sampai lebih dari 20 orang.

Pak Guru melanjutkan instruksinya, “Setelah pulang sekolah ini, saya minta kalian untuk membeli buah tomat sejumlah orang yang kalian benci dan menuliskan masing-masing nama orang yang kalian benci di tomat tersebut, dan membawanya setiap hari sampai seminggu kedepan, pastikan semuanya mengikuti intruksi ini.”

“Siap Pak….” Murid-murid menjawab dengan kompak.

“Terima kasih atas pertemuan dan pelajaran hari ini, kita akan bertemu kembali minggu depan dengan membawa tomat-tomat kalian.”

“Assalamualiakum warohmatullah wabarokatuh.”

Kisah Inspirasi Murid Yang Membawa Tomat

Besoknya seluruh murid kelas 3 tersebut membawa kantung yang berisi tomat-tomat yang matang, mereka saling tertawa melihat jumlah tomat masing-masing temannya, dan kemanapun mereka pergi di sekolah itu mereka akan selalu membawa tomat, dan ternyata bukan hanya di sekolah saja mereka membawa kantung berisi tomat, namun juga ketika di luar sekolah, tentunya mereka masukan tomat dalam kantong plastik dan membawanya di dalam tasnya.

Beberapa hari kemudian banyak murid-murid yang tadinya riang kesekolah dengan membawa tomat mulai mengeluhkan tentang tomat-tomatnya, karena sudah mulai ada yang matang dan berbau busuk, malah ada yang mulai berulat.

Tibalah di jam pelajaran Sang Guru muda yang telah menginstruksikan seluruh muridnya untuk membawa tomat.

“Assalamulaikum anak-anak… “

“Bagaimana kabarnya hari ini ?”

“Dan Bagaimana kabarnya tomat-tomat yang kalian masih bawa sekarang…”

Para murid yang hadir menjawab salam dan mulai berbicara dan protes tentang keadaan tomatnya yang sudah berbau busuk dan tidak nyaman untuk di bawa. merekapun sambil memperlihatkan kantong tomatnya di atas meja yang tomat-tomatnya sudah busuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Lalu dengan tersenyum sang guru muda itu berjalan ke depan kelas dan mulai berkata :

“Hal yang sama terjadi kepada hatimu, apabila kamu membenci dan tidak suka kepada orang lain.”

“Kebencian tidak menenangkan hati, dan kamu membawa kebencian ke mana pun kamu pergi.”

“Bila kalian tidak suka dengan bau tomat yang busuk selama seminggu, sekarang bayangkan apabila sakit hati yang kalian rasakan harus kamu tanggung setiap hari.”

Anak-anak mulai diam dan terkejut dengan jawaban dari sang guru di depannya, mereka tidak bisa berkata-kata lagi dan menyetujui apa yang disampaikan oleh guru mereka.

Sang Guru melanjutkan kata-katanya :

“Sekolah tidak hanya mengajar tentang membaca, menulis dan berhitung saja.”

“Namun ada hal yang lebih penting yang harus kalian pelajari, seperti menghormati dan memperlakukan orang lain dengan ramah, sebagaimana kalian ingin di perlakukan dengan hormat dan ramah.”

“Berusahalah untuk selalu tetap baik dan mengasihi di saat orang lain tidak ramah dan baik kepadamu.”

“Maafkanlah orang yang telah mengecewakan hatimu.”

“Kita semua memiliki masalah dan pernah berbuat salah, kita semua memerlukan maaf dan dimaafkan oleh orang lain.”

“Ingatlah dengan kebaikan orang lain, bukan mengingat akan kesalahannya.”

“Senyum atau kata yang ramah dapat mencerahkan hidup seseorang dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.”

“Lepaskan beban hatimu dengan memaafkan kesalahan orang lain kepadamu, seperti kalian membuang tomat-tomat busuk ini ke kantong sampah yang ada di luar.”

“Sekarang kalian semua silahkan keluar dan buanglah tomat-tomat busuk itu, sambil melepaskan rasa benci dan tidak sukamu kepada orang yang telah berbuat salah kepadamu.”

“Dan nikmatilah hidup yang merdeka tanpa beban hati dan pikiran membeci orang lain lagi”

Comments are closed.