Kisah Perjalanan Ke Perancis Teh Dewi
Hari rabu pagi, seperti biasa di tempat saya bekerja, selalu mengadakan meeting pekanan untuk evaluasi pekerjaan yang telah lalu dan juga rencana dan strategy yang akan datang. Semua manager tiap bagian dan divisi semuanya berkumpul untuk membahas apa saja yang akan di evaluasi dan apa saja rencana kedepan, untuk memajukan perusahaan.
Namun hari ini ada sesuatu yang berbeda, karena direktur kami Teh Dewi yang baru saja pulang dari Eropa selama 16 hari, ikut dalam meeting pekan ini, sehingga kami menjadi surprise, selain senang menyambut kembali kedatangan pemimpin kami, kami juga senang mendapatkan hadiah yang sangat cantik dan lucu yang khusus teteh bawa dari Paris dan tentunya juga tentang kisah perjalanan ke Perancis yang sangat kita nantikan.
Bukan hanya oleh-oleh merchandise yang kita dapatkan tapi juga ada coklat asli dari eropa, kami senang sekali bisa mencicipi makanan yang dibawa oleh teh Dewi ini, sehingga saya dalam meeting ini selalu mengunyah coklat yang Teteh bawa.. hehehe…
Banyak hal yang disampaikan di dalam pembicaraan kita saat meeting pekanan ini, salah satunya adalah pengalaman The Dewi ketika memasuki pusat perbelanjaan di Perancis, apabila sabtu minggu maka tidak ada toko yang buka, semuanya pada tutup dan pada libur, maka ketika ingin berbelanja harus pada hari-hari efektif bekerja, dari mulai senin sampai jumat.
Ada satu hal yang unik yang bisa di tiru di salah satu toko online kita di PT RIM adalah, ketika di Prancis sana, kita akan berbelanja ke toko LV, Hermes, dan merek terkenal lainya, kita disana tidak bisa masuk secara bergerombol, namun hanya maksimal lima orang saja.
Dan SPG dari toko-toko tersebut akan melayani kita dengan sepenuh hati dan apapun yang kita minta ketika menginginkan sebuah barang, akan mereka layani dengan baik. Jadi para pengunjung toko lainnya yang ingin masuk ke dalam toko, mereka akan mengantri di luar sehingga menimbulkan kerumunan yang akan memancing orang lain untuk melihat dan berkunjung ke toko yang paling banyak kerumuannya.
Secara psikologis ini adalah sebuah cara dalam menghormati kepada para pembeli, dan juga pembeli akan merasa dirinya di istimewakan, karena mendapatkan focus perhatian dan pelayanan yang maksimal dari SPG toko yang ada disana.
Sehingga akhirnya, karena mendapatkan perhatian penuh dan pelayanan yang istimewa, maka pembeli yang tadinya mungkin hanya akan melihat-lihat saja, pada akhirnya akan membeli produk atau barnag yang ada di toko tersebut.
Menurut penuturan The Dewi ini, banyak orang asia yang datang ke Prancis ini, sehingga pendatang Asia yang datang ke Prancis di anggapnya adalah orang-orang yang kaya, karena bayangkan saja untuk masuk ke toilet saja, kita harus membayarnya sebesar 1 euro, ketika di kurskan rupiah saat ini sekitar kurang lebih Rp. 16.740.
Dan minimal makan saja yang paling sederhana di Prancis itu senilai 20 Euro, silahkan saja di kalikan, namun ketika makan disana, sebaiknya janganlah berpikir tentang berapa harga makanan kita, namun lebih kepada menjaga kesehatan dan menjadikan kita tetap selalu bersyukur karena tinggal di Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah dan juga sumber daya mineral yang banyak.
Pada saat itu Teh Dewi berada di Perancis sedang musim dingin awal, jadi saat itu turun salju yang pertama, tentunya menjadi sesuatu yang luar biasa, yang mana di Indonesia ini tidak ada salju namun ketika kesana, disuguhkan pemandangan salju yang langka.
Inti dari apa yang disampaikan dari Teh Dewi sebagai pemimpin kita adalah, selalu bersyukur dan berbahagia, bersyukur karena kita tinggal di Indonesia dan berbahagia karena dengan kebahagiaan akan melancarkan rezeki dan mampu menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang kita hadapi.
Seindah apapun kisah perjalanan ke Perancis, tetap kita harus selalu bersyukur karena kita telah di lahirkan di bumi Indonesia yang sangat kaya raya dan memiliki musim yang hanya 2 saja, yaitu musim hujan dan musim panas, sehingga tanah kita menjadi tanah yang subuh dengan banyak tanaman yang bisa tumbuh di Indonesia ini