Asep Lukman Seorang Digital Marketing Strategic, Konsultan Pendidikan, Pembicara Motivasi, Konten Kreator, Penulis, Pelaku Bisnis Digital di Cianjur

Solusi Bagaimana Agar Mudah Belajar Matematika

0

Kita menyadari bahwa yang paling menjadi ketakutan para siswa di sekolah adalah dengan satu mata pelajaran berhitung yang dinamakan dengan belajar matematika, ironisnya siswa Indonesia justru menghabiskan waktu paling lama untuk mempelajari matematika ini dari pelajar di negara lain, yaitu 90 menit. Sedangkan pelajar di negara lain seperti Singapura hanya Mempelajari matematika selama 45 menit di sekolahnya. Tetapi sayangnya nilai matematika anak di Indonesia tidaklah setinggi pelajar di negara lain.

 

Ada beberapa pendapat dari banyak guru matematika tentang bagaimana bisa menguasai mata pelajaran matematika bagi siswa di sekolah.

Jangan menghakimi dahulu

Matematika masih sering dianggap sebagai bidang studi yang sulit karena para pelajar sudah menjadikan didalam pikirannya bahwa Matematika itu sulit dan rumit, sebab selalu berhubungan dengan angka, rumus dan hitung-hitungan. Sehingga merekapun tak berniat untuk mempelajarinya kecuali karena tuntutan untuk menyelesaikan bidang studi saja. Sebab Ilmu Matematika itu antara benar dan salah. Meski kita menjabarkan dengan rumus yang canggih dan penjelasan panjang lebar, tapi kalau jawaban salah ya Akhirnya tetap salah. berbeda dengan pelajaran yang lain yang mungkin masih bisa ditolelir. Terkadang cara guru yang mengajar dengan cara yang membosankan juga mempengaruhi pelajar untuk malas belajar. Seorang guru perlu menambahkan cerita misalnya untuk menarik pelajar dan tidak hanya terpaku pada angka dan rumus yang baku.

Beragam faktor

Seorang anak dianggap mengalami kesulitan dalam belajar jika kemampuan membaca, menulis, dan matematikanya lebih rendah dibandingkan anak seusianya. Masalah ini tidak dapat dianggap sepele. Sebab anak akan memperoleh nilai yang rendah, tidak senang belajar, tinggal kelas, atau mengalami Drop Out ( DO ). Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yaitu faktor fisik antara lain kecerdasan yang tidak sesuai dengan usia biologisnya, kurang gizi, dan lain sebagainya.

Belajar-Matematika Asep Lukman

Faktor psikis misalnya trauma untuk belajar karena pemaksaan dan tekanan, kesulitan berkonsentrasi, gangguan membaca atau disleksia, dan lain-lain. Faktor eksternal di dalam rumah antara lain karena keluarga yang tidak harmonis, tidak ada teladan dari orang tua untuk belajar, tidak tegas atau tidak konsisten dalam mengasuh anak, dan lain-lain. Kemudian faktor eksternal di sekolah, antara lain guru mengajar yang tidak jelas. Suasana dan tempat belajar di sekolah yang tidak mendukung atau adanya Bullying. Maka solusi untuk anak yang mengalami kesulitan tergantung pada akar permasalahan dan kondisi lingkungan anak tersebut.

Benahi metode belajar Matematika

Menurut sebagian orang mata pelajaran matematika bukanlah pelajaran yang susah atau menakutkan. Metode yang digunakan untuk mengajar dan kemampuan guru dalam penguasaan materi perlu ditingkatkan, yaitu dengan memberikan pelatihan terpadu kepada guru agar menambah wawasan atau pengalaman baru untuk menciptakan proses belajar matematika yang menyenangkan. Lalu perhatian pemerintah dalam menyediakan sarana pendidikan karena salah satu kendala yang dihadapi guru adalah kurangnya fasilitas mengajar, misalnya alat peraga media pembelajaran yang masih sangat minim dan terbatas.

Guru killer Matematika

Mungkin semua orang pernah mendengar bahwa matematika adalah pelajaran yang paling dianggap sulit, dari dulu matematika identik dengan pelajaran berhitung, berpikir, dan pemecahan masalah. Sementara kebanyakan dari kita malas berpikir, berhitung ataupun kegiatan yang menguras otak. Kemudian pelajaran matematika dikenal rumit, apalagi jika matematika diajarkan oleh guru yang Killer. Hal ini menyebabkan siswa jadi malas belajar sehingga mereka tidak memahami pelajaran tersebut. Bisa juga karena cara pembelajaran yang salah. Mungkin matematika bisa dipelajari dengan cara yang lebih santai serta menyenangkan dan memberikan sedikit pemahaman melalui contoh kasus yang nyata sehingga bisa membuat pelajar merasa senang ketika belajar matematika.

Belajar Matematika itu gampang

Pada waktu saya masih di SMA dulu, ada dikotomi para pelajar, bahwa yang masuk jurusan ilmu pengetahuan alam atau IPA itu adalah siswa yang berotak encer, sementara yang masuk jurusan ilmu pengetahuan sosial atau IPS adalah siswa yang kurang pintar. Jelas pandangan ini adalah keliru. Matematika itu gampang, karena ditanggap Matematika itu gampang. Kemudian orang berpendapat bahwa IPS adalah ilmu hafalan. Itu juga anggapan yang salah besar. Menghafal sesuatu itu tidak sama dengan memahami sesuatu. Dalam konteks apa yang terjadi dalam masyarakat kita, yang mempelajari matematika dengan waktu yang lebih lama matematika ketimbang para siswa bangsa lain, untuk itu kita perlu mempelajari matematika melalui pendekatan sosial budaya. Bahwa setiap siswa perlu diyakinkan dan dibangkitkan rasa percaya dirinya bahwa Matematika itu gampang dan ilmu sosial budaya itu bukanlah ilmu sekedar hafalan saja.

Ubah mindset Belajar Matematika

Bidang Studi Matematika merupakan mata pelajaran yang paling ditakuti oleh para pelajar. Hal ini disebabkan bahwa sudah ada stigma sejak dulu. Jika di dalam otak sudah ada kata sulit dan di dalam hati juga sudah tertanam bahwa Matematika itu sulit sehingga untuk menyenangi mata pelajaran itu pun akan sulit. Hal yang harus dilakukan adalah mengubah mindset bahwa matematika bukanlah pelajaran yang sulit tetapi justru mengasyikkan. caranya adalah dengan mengubah cara belajar yang biasa dengan cara belajar yang revolusioner. Guru dapat melakukan permainan yang mengasyikkan sambil belajar matematika, atau memberi penugasan yang menarik. Bisa juga dengan memberikan reward bagi siswa yang bisa mengerjakan soal matematika.

Lakukan terobosan Pelajaran Matematika

Dalam belajar matematika perlu dilakukan upaya terobosan yang luar biasa oleh pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan. Upaya tersebut berupa penyusunan kurikulum pendidikan matematika agar disusun secara sederhana dan memberikan daya tarik bagi anak didik. Selain itu, pendidik dalam hal ini guru matematika dalam menyampaikan bahan ajar agar lebih kreatif, di dalam kurikulum matematika tidak ada lagi pemaksaan materi yang ditanamkan ke anak didik dalam belajar mempelajari mata pelajaran matematika. Hal tersebut menjadikan anak didik semakin takut dalam mencintai matematika. Ironisnya buku-buku bukan membantu siswa paham dengan matematika malam memperberat daya analisis anak didik. Mereka harus diberikan daya tarik bukan daya tolak dalam mempelajari matematika.

Anggapan yang keliru Tentang Matematika

Menurut banyak guru matematika penyebab utama matematika menjadi mata pelajaran yang paling menakutkan adalah para siswa sudah beranggapan matematika itu sangat menyulitkan. Hal ini berakibat materi yang diberikan tidak akan diserap dengan mudah. Mungkin sebaiknya, perlu penerapan langsung atau praktek menggunakan objek yang ada di sekeliling siswa karena tidak semua siswa dapat menyerap materi yang diberikan hanya dari materi secara tertulis atau bergambar saja. Cara lain yang bisa dilakukan mungkin dengan membentuk kelompok belajar dan mendorong para siswa untuk turut aktif dalam mencari solusi bagaimana cara menyelesaikan materi yang diberikan. selain itu kurikulum pada setiap tingkatan pendidikan perlu dikembangkan agar menjadi lebih baik dan lebih sesuai dengan tingkat pemahaman dan umur peserta didik.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification: google675f5cb52330fd6c.html